
Apa Itu FOMO dan Mengapa Penting untuk Kesehatan Mental?
FOMO dan kesehatan mental adalah dua hal yang semakin sulit dipisahkan di era media sosial. FOMO, atau Fear of Missing Out, merupakan rasa takut tertinggal dari apa yang dialami orang lain. Kondisi ini bisa menimbulkan kecemasan, stres, bahkan gangguan emosi yang memengaruhi kesehatan mental seseorang secara signifikan.
Pernahkah kamu merasa cemas atau gelisah saat melihat teman-temanmu berkumpul tanpa kamu? Atau merasa tertinggal saat orang lain memposting pencapaian mereka di media sosial? Jika iya, bisa jadi kamu sedang mengalami gejala FOMO.
FOMO dan Media Sosial: Mengapa Rasa Takut Tertinggal Semakin Kuat?
Media sosial memperlihatkan hanya potongan terbaik dari kehidupan seseorang. Foto liburan, prestasi, atau momen bahagia sering kali diposting tanpa konteks lengkap. Akibatnya, banyak orang membandingkan diri mereka dengan apa yang mereka lihat.
Transisi dari kehidupan nyata ke dunia digital tidak terjadi tanpa dampak. FOMO muncul karena kita merasa kehidupan orang lain lebih menarik, lebih sukses, atau lebih bahagia. Padahal, apa yang terlihat di layar belum tentu mencerminkan kenyataan.
Dampak FOMO dan Kesehatan Mental di Era Digital
1. Menurunnya Rasa Percaya Diri
Salah satu dampak paling umum dari FOMO adalah menurunnya kepercayaan diri. Ketika kamu merasa hidupmu tidak sehebat orang lain, kamu mulai meragukan nilai dirimu sendiri. Ini bisa menyebabkan rasa tidak puas, bahkan terhadap pencapaian yang sebelumnya kamu banggakan.
2. Kecemasan dan Stres
Melihat orang lain “selalu sibuk” atau “selalu bahagia” bisa memicu kecemasan dan stres. Kamu merasa harus mengejar semua hal sekaligus agar tidak tertinggal. Akhirnya, kamu terjebak dalam siklus yang melelahkan secara emosional.
3. Kesepian dan Isolasi Sosial
Ironisnya, semakin sering kamu terpapar media sosial, semakin kamu bisa merasa sendirian. Padahal kamu sedang “terhubung”. FOMO bisa membuatmu merasa tidak cukup baik untuk bergaul atau diundang ke suatu acara.

Cara Efektif Mengatasi FOMO dan Kecemasan karena Media Sosial
1. Sadari Pola Pikir Negatif
Langkah pertama untuk mengatasi FOMO adalah menyadari pikiranmu sendiri. Tanyakan pada dirimu: Apakah aku sedang membandingkan hidupku dengan orang lain? Apakah aku benar-benar butuh hal itu, atau hanya ingin karena orang lain memilikinya?
2. Batasi Waktu Bermedia Sosial
Mengurangi waktu menatap layar adalah strategi yang efektif. Kamu bisa mencoba digital detox harian, seperti tidak membuka media sosial satu jam sebelum tidur atau saat bangun pagi.
3. Fokus pada Kehidupan Nyata
Alihkan perhatianmu pada kegiatan yang benar-benar bermakna. Bertemu langsung dengan teman, menikmati hobi, atau sekadar berjalan di luar rumah bisa memperkuat hubungan nyata dan meningkatkan kesejahteraan mentalmu.
4. Praktikkan Rasa Syukur
Rasa syukur adalah penangkal alami untuk FOMO. Coba tuliskan tiga hal yang kamu syukuri setiap hari. Kegiatan ini sederhana, tapi ampuh untuk mengembalikan fokus ke dalam dirimu sendiri, bukan ke kehidupan orang lain.
Pengaruh FOMO dan Kesehatan Mental
FOMO adalah tantangan nyata yang muncul seiring perkembangan media sosial. Namun, kamu bisa mengelola dan mengatasinya dengan kesadaran, disiplin digital, dan perhatian terhadap kehidupan nyata. Ingat, apa yang kamu lihat di media sosial hanyalah sebagian kecil dari kenyataan, bukan keseluruhan cerita.
Dengan menjaga keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata, kamu bisa menjaga kesehatan mentalmu tetap stabil di tengah arus informasi yang deras.
Baca Juga: Konseling Pranikah: Pentingkah dan Apa yang Dibahas?
💚 Butuh bantuan untuk mengelola kecemasan, rasa tidak percaya diri, atau perasaan tertekan karena media sosial?
Sanara Psychotherapy & Counseling siap mendampingimu. Kami menyediakan layanan konseling profesional untuk mendukung kesehatan mentalmu dengan empati dan keahlian.
📞 WhatsApp: 0881-0818-50808
📧 Email: halo@sanara.id
Jangan ragu untuk terhubung. Kamu tidak sendirian, dan kamu pantas mendapatkan dukungan yang kamu butuhkan.